Jumat, 09 November 2007

Media Informasi

MEDIA INFORMASI DAN PERANG TERHADAP KEMISKINAN

Jumlah masyarakat miskin di negara kita masih tergolong besar (37,17 juta = data BPS Juli 2007), artinya hampir 17% penduduk Indonesia masih bergelut dengan kemiskinan. Beberapa pengamat ekonomi bahkan menyatakan data BPS tersebut tidak akurat, pada kenyataannya jumlah masyarakat miskin kita lebih besar dari itu, mungkin lebih dari 20%. Terlepas dari perdebatan itu, yang jelas memang jumlah masyarakat miskin memang banyak,
Menurut pendapat saya salah satu cara dalam mengatasi kemiskinan adalah memanfaatkan peran media informasi, termasuk di dalamnya televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, internet, jurnal, publikasi dari lembaga pemerintah / non pemerintah (LSM), bahkan selebaran, pamflet, spanduk, dll. Hal ini didasarkan bahwa salah satu sebab masyarakat miskin tidak bisa menaikkan taraf hidupnya adalah karena keterbatasan mereka dalam mendapatkan informasi.
Informasi dan data yang akurat sangat berpengaruh bagi pelaku usaha kecil sampai besar dalam mengambil keputusan. Para pekerja / karyawan juga perlu informasi tentang pengembangan karir dan sebagainya. Perlu campur tangan lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah (LSM), dan kepedulian para pengelola media massa bagaimana menyajikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Pengelola media harus punya kepedulian untuk mengurangi muatan informasi yang kurang bermanfaat (semacam infotainment, walaupun mungkin sebagian besar masyarakat kita cenderung menyukai informasi ini) dan menambah muatan informasi tentang peluang usaha, peluang kerja, ilmu pengetahuan, pengembangan karir, dan lain-lain. Pengelola media massa harus bisa menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis (menyampaikan informasi semacam infotainment/hiburan yang sangat diminati masyarakat) dan kepedulian sosial (menyampaikan informasi yang bermanfaat dalam pembangunan ekonomi masyarakat). Sedangkan pemerintah perlu lebih memaksimalkan peran dari Depkominfo.

Tidak ada komentar: