Minggu, 07 Juni 2009

Kekerasan Di Sekolah

Sekarang ini banyak diungkap dan dipermasalahkan kekerasan yang terjadi di sekolah-sekolah/Perguruan Tinggi. Tapi menurut saya masalah itu terlalu diblow-up. Bagi saya hal itu bukan masalah yang serius sepanjang tidak menimbulkan efek yang fatal seperti meninggal atau cacat.

Kekerasan di sekolah biasanya bertujuan untuk mendidik / menggembleng mental peserta didik supaya tidak cengeng, dan itu sebenarnya tidak sungguh-sungguh.

Saya sendiri walaupun tidak pernah menempuh pendidikan militer saja mengalami pernah "kekerasan". Dan itu membuat mental saya dan teman-teman saya tidak mudah jatuh atau emosional.

Jadwal Kereta Api "Komuter" SUSI (jurusan Surabaya-Sidoarjo-Porong)

Jadwal Kereta Api "KOMUTER" SUSI (Surabaya-Sidoarjo-Porong)
Berangkat dari Stasiun Surabaya Wonokromo tujuan Sidoarjo-Porong :
-jam 04.23
-jam 05.53
-jam 08.27
-jam 13.32
-jam 15.47
-jam 17.47

Berangkat dari Stasiun Porong tujuan Sidoarjo-Surabaya Wonokromo-Surabaya Gubeng- Surabaya Kota (Semut) :
-jam 05.40
-jam 10.00
-jam 15.18
-jam 18.15
-jam 18.55

Kereta Api KOMUTER adalah kereta kelas ekonomi. Tarifnya sangat murah Rp 2.000,- jauh/dekat.
jadwal ini sampai tulisan ini diterbitkan (Juni 2009) masih berlaku.

jadwal Kereta Api "Penataran" di Stasiun Surabaya Wonokromo

Jadwal Kereta Api (KA) "Penataran" tujuan Porong-Bangil-Malang :
Berangkat dari Stasiun Surabaya Wonokromo :
-jam 04.50
-jam 08.01
-jam 10.36
-jam 14.50
-jam 16.32
-jam 18.36

Ini adalah kereta api kelas ekonomi, tarifnya cuma Rp 3.500,- jauh/dekat.
jadwal ini sampai tulisan ini diterbitkan (Juni 2009) masih berlaku.

Rabu, 03 Juni 2009

Ketidakadilan informasi

Tanpa disadari banyak orang (mungkin juga banyak yang sadar tapi tidak peduli), informasi yang disebar para jurnalis atau bahkan blogger sebenarnya cenderung tidak adil. Mereka lebih menyoroti kasus-kasus yang menimpa orang-orang terkenal/selebriti/pejabat/blogger dsb. Misalnya, kalau ada kasus pelanggaran HAM yang korbannya atau pelakunya orang-orang terkenal/selebriti/pejabat/blogger dsb maka dengan tanpa komando mereka kompak menyuarakannya dan menyebarkan informasinya dengan seluas-luasnya + berulang-ulang + kadang-kadang ditambah-tambahi juga, dengan memanfaatkan semua jaringan media informasi sehingga publik akan tahu dan memperhatikannya dan bahkan hingga publik sampai ikut menyoroti dan mengomentari.

Contoh : kasus Manok hara, kasus Antasari/Rani Juliani, kasus Priti Mulyasari, dlsb...

Tapi bisa kita lihat bagaimana jika ada permasalahan yang menyangkut kaum-kaum yang terpinggirkan alias marginal, jarang sekali dinformasikan secara gencar oleh jurnalis/media/blogger, paling-paling sekali dua kali aja disoroti, setelah itu ya sudah hilang ditelan waktu...nggak tahu kasusnya diselesaikan atau sudah ada solusi apa belum.

Contoh : kasus buruh-buruh pabrik dan PHK massal, kasus penambang liar yang dihentikan operasionalnya oleh pemerintah, kasus PSK jalanan, dlsb.

Apa akibat dari ketidak adilan informasi itu ? Ya jelas, masalah yang semakin sering diungkap/disoroti pasti lebih cepat terselesaikan dan ada solusinya, sedangkan masalah yang sekali/dua kali diungkap tentu kecil kemungkinannya terselesaikan.

Oleh sebab itu menurut saya, kiranya perlu ada kepedulian dari para jurnalis atau blogger untuk coba merintis dengan lebih serius mengawal penyelesaian suatu kasus yang menimpa kaum-kaum marginal, walaupun mungkin tidak menguntungkan secara finansial.