Selasa, 20 November 2007

Membedakan Nokia asli dan palsu

Seperti kita lihat di pasaran, produk handphone yang paling diminati dan paling laris adalah merk NOKIA. Oleh sebab itu produk Nokia banyak dipalsu, sehingga kita harus berhati-hati kalau membeli handphone NOKIA, terutama yang kondisinya bekas. Untuk membedakan produk handphone Nokia asli dan yang palsu/tiruan sangat mudah. Coba buka bagian baterainya, di bodi handset dibalik baterai disitu terlihat handset tersebut buatan mana. Nokia asli selalu ada tulisan "Made by Nokia". sedangkan Nokia palsu ada tulisan "Made in Korea" atau "Made in China", atau "Made in Malaysia" atau "Made in ....lainnya".


demikian semoga bermanfaat.

Selasa, 13 November 2007

harga HP di WTC Surabaya 27-11-2007

Ini ada informasi yang mungkin bermanfaat bagi yang mau belanja Handphone. Saya baru saja survei harga2 handphone di WTC Surabaya, hasil survei :
1. LG KG-270 = Rp 495.000,-
2. Samsung SGH-C160 = Rp 600.000,-
3. Samsung SGH-C170 = Rp 650.000,-
4. Sony Ericsson K220i = Rp 750.000,-
5. Motorola W215 = Rp 725.000,-
6. Motorola W218 = Rp 725.000,-
7. Motorola W220 = Rp 715.000,-
8. Motorola W375 = Rp 980.000,-
9. Motorola W355 = Rp 890.000,- (CDMA single band 800 MHz)
10. Benq C30 = Rp 950.000,-
11. Benq Siemens E61 = Rp 875.000,-
12. Motorola SLVR L6i = Rp 915.000,-
13. Sony Ericsson J120i = Rp 480.000,-
14. Samsung SGH-C450 = Rp 745.000,-
15. Nokia 1208 = Rp 455.000,-
16. Samsung SGH-C250 = Rp 725.000,-
17. Samsung SGH-M300 = Rp 960.000,-
18. Nokia 2310 = Rp 525.000,-
19. Nokia 2626 = Rp 675.000,-
20. Nokia 6030 = Rp 635.000,-
21. Nokia 6070 = Rp 860.000,-
22. Nokia 6080 = Rp 905.000,-
23. Benq Siemens C31 = Rp 1.145.000,-
24. Benq Siemens EF51 = Rp 1.035.000,-
25. Sony Ericsson T250i = Rp 835.000,-
26. Samsung SGH-C260 = Rp 600.000,-
27. Samsung SGH-C300 = Rp 700.000,-

Harga-harga diatas adalah valid dan merupakan harga dengan garansi resmi. Ini adalah harga termurah yang kita dapat per tanggal 12 Nopember 2007. Data diperoleh dari counter-2 besar di WTC. Demikian semoga ada manfaatnya. Terima kasih.

Jumat, 09 November 2007

Media Informasi

MEDIA INFORMASI DAN PERANG TERHADAP KEMISKINAN

Jumlah masyarakat miskin di negara kita masih tergolong besar (37,17 juta = data BPS Juli 2007), artinya hampir 17% penduduk Indonesia masih bergelut dengan kemiskinan. Beberapa pengamat ekonomi bahkan menyatakan data BPS tersebut tidak akurat, pada kenyataannya jumlah masyarakat miskin kita lebih besar dari itu, mungkin lebih dari 20%. Terlepas dari perdebatan itu, yang jelas memang jumlah masyarakat miskin memang banyak,
Menurut pendapat saya salah satu cara dalam mengatasi kemiskinan adalah memanfaatkan peran media informasi, termasuk di dalamnya televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, internet, jurnal, publikasi dari lembaga pemerintah / non pemerintah (LSM), bahkan selebaran, pamflet, spanduk, dll. Hal ini didasarkan bahwa salah satu sebab masyarakat miskin tidak bisa menaikkan taraf hidupnya adalah karena keterbatasan mereka dalam mendapatkan informasi.
Informasi dan data yang akurat sangat berpengaruh bagi pelaku usaha kecil sampai besar dalam mengambil keputusan. Para pekerja / karyawan juga perlu informasi tentang pengembangan karir dan sebagainya. Perlu campur tangan lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah (LSM), dan kepedulian para pengelola media massa bagaimana menyajikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Pengelola media harus punya kepedulian untuk mengurangi muatan informasi yang kurang bermanfaat (semacam infotainment, walaupun mungkin sebagian besar masyarakat kita cenderung menyukai informasi ini) dan menambah muatan informasi tentang peluang usaha, peluang kerja, ilmu pengetahuan, pengembangan karir, dan lain-lain. Pengelola media massa harus bisa menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis (menyampaikan informasi semacam infotainment/hiburan yang sangat diminati masyarakat) dan kepedulian sosial (menyampaikan informasi yang bermanfaat dalam pembangunan ekonomi masyarakat). Sedangkan pemerintah perlu lebih memaksimalkan peran dari Depkominfo.